Kisah Pilu, Siswa SMP IT Mathla’ul Nawakartika Kananga Menes Pandeglang Dinyatakan Tak Lulus, Padahal Alami Trauma Kekerasan

PANDEGLANG, | Jurnalis Banten Bersatu Seorang siswa inisial KI (16) di SMP IT Mathla’ul Nawakartika Kananga Menes Pandeglang Banten, tidak bisa ujian akibat mengalami trauma kekerasan, Jum’at (18/07/2025).

Kepada wartawan Yayah Ibu KI mengatakan bahwa akibat dari kekerasan fisik yang terjadi di pondok pesantren Kananga Menes anaknya mengalami trauma sehingga tidak bisa mengikuti ujian di sekolah.

“Anak saya dinyatakan tidak lulus, padahal Kejadian kekerasan fisik yang menimpa anak saya di Pondok Pesantren pada beberapa bulan lalu tepatnya di bulan Maret 2025 yang sudah dilaporkan ke pihak kepolisian dan berakhir kekeluargaan dengan pertimbangan korban dan pelaku sama – sama pelajar meskipun meninggalkan trauma terhadap korban,” terang Yayah kepada wartawan saat menceritakan tentang kisah pilu yang menimpa anaknya.

Lebih lanjut dijelaskan Ibu Siswa asal Kubangkampil Kecamatan Sukaresmi Pandeglang yang akrab dipanggil Yayah itu bahwa beberapa Minggu sebelum ujian pemilik pondok pesantren berjanji akan menjenguk anaknya, Namun hingga selesainya ujian jangankan menjenguk memberi kabar saja tidak.

“Waktu itu kita datang ke Pondok Pesantren dan memberikan informasi tentang kondisi anak saya yang mengalami trauma dan sulit untuk diajak kembali ke pondok pesantren untuk melanjutkan pendidikannya, dan pemilik pondok berjanji akan menjenguk dan membujuk tetapi hal itu tidak dilakukan pihak pondok pesantren SMP IT Mathla’ul Nawakartika hingga sampai anak saya dinyatakan tidak lulus sekolah,” ucap Yayah.

Mendengar keterangan dari pihak pondok pesantren yang juga merupakan kepala sekolah di SMP IT Mathla’ul Nawakartika Kananga yang menyatakan anaknya tidak lulus sekolah dirinya merasa sedih dan kecewa.

“Bagaimana tidak sedih dan sesak dada mendengar keterangan bahwa anak saya dinyatakan tidak lulus, sementara ketidak hadirannya disekolah tidak mengikuti ujian ada sebabnya karena trauma,” pungkasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi wartawan Yahya, perwakilan dari pihak Pondok Pesantren membenarkan adanya informasi tentang ketidaklulusan siswa SMP inisial KI.

“Iah kang informasi itu memang benar, karena dikira kita memang ibu yayah sudah tidak menginginkan anaknya lulus, sebab waktu itu saat dikonfirmasi soal ujian yang akan dilaksanakan sekolah keterangan sedang sibuk,” beber Yahya.

Related posts
Tutup
Tutup